Pelajaran Sejarah
Assalamu'alaikum pembaca :)
Masa Berburu & Mengumpulkan Makanan (Food
Gathering and Hunting Period)
Masa berburu dan
mengumpulkan makanan (food gathering and hunting period) adalah masa dimana
cara manusia purba mengumpulkan makanan-makanan yang dibutuhkan mereka untuk
bertahan hidup dengan berburu dan mengumpulkan makanan yang tersedia dari alam
(sungai, danau, laut, dan hutan-hutan yang ada di sekitar tempat bermukim
mereka pada saat itu). Mereka hidup dengan cara berpindah pindah (nomaden).
Pada masa berburu dan mengumpulkan makanan, sungai memiliki peran yang penting, yaitu dengan cara menyusuri sungai mereka bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain untuk mencari makanan. Namun, pada masa ini belum dikenal alat pelayaran sungai.
Masa Berburu dan
Mengumpulkan makanan terjadi pada masa Paleolithikum (zaman batu tua), yang
berbarengan dengan kala Pleistosen yang terjadi sejak 2 juta tahun yang lalu.
Masa berburu dan mengumpulkan makanan berlangsung selama 600.000 tahun
Pada masa berburu dan mengumpulkan makanan mereka belum mengenal cara memasak makanan, karena mereka belum mengenal bagaimana menggunakan periuk belanga, yang dibuktikan dari peninggalan- peninggalan mereka. Untuk memasak makanan diperlukan api, namun kita belum mengetahui dengan pasti sejak kapan manusia praksara mulai menggunakan api dalam kehidupannya. Api mula-mula dikenal dari gejala alam, misalnya percikan gunung berapi, kebakaran hutan yang kering ditimbulkan oleh halilintar atau nyala api yang bersumber dari dalam bumi, karena mengandung gas. Secara lambat laun mereka dapat menyalakan api dengan cara menggosokkan batu dengan batu yang mengandung unsur besi, sehingga menimbulkan percikan api. Percikan-percikan api ditampung dengan semacam lumut kering, sehingga terjadi bara api.
Dalam masa prasejarah
Indonesia, corak kehidupan dengan cara berburu dan mengumpulkan makanan (food
gathering) dibagi menjadi dua masa, yaitu :
1. Masa berburu dan mengumpulkan
atau meramu makanan tingkat sederhana.
2. Masa berburu dan
mengumpulkan makanan tingkat lanjut.
- Masa berburu dan mengumpulkan atau meramu makanan tingkat sederhana.
Pada awalnya manusia
purba hidup di padang terbuka. Alam sekitarnya merupakan tempat mereka mencari
makanan. Mereka hidup berkelompok, tinggal di gua-gua atau membuat tempat
tinggal di atas pohon besar. Manusia yang tinggal di gua-gua dikenal sebagai
cavemen (orang gua). Dengan demikian, mereka sangat bergantung pada kebaikan
alam. Mereka cenderung pasif terhadap keadaan.
Kehidupan di dalam gua-gua pada masa ini
menghasilkan lukisan-lukisan pada dinding-dinding gua yang (kemungkinan besar)
menggambarkan kehidupan sosial-ekonomi mereka. Lukisan-lukisan pada dinding gua
lain berupa cap tangan, babi dan rusa dengan panah dibagian jantungnya, gambar
binatang melata, dan gambar perahu. Lukisan dinding gua antara lain ditemukan
di Sulawesi Selatan, Irian Jaya, Kepulauan Kei, dan Pulau Seram.
Keadaan Sosial Kondisi
alam sangat berpengaruh terhadap sifat dan fisik makhluk hidup tanpa kecuali
manusia. Pola kehidupan manusia yang primitif sangat menggantungkan hidupnya
pada ketersediaan alam, di mana daerah-daerah yang didiami harus cukup untuk
memenuhi kebutuhannya, untuk kelangsungan hidup terutama di daerah yang cukup
persediaan air.
Temuan artefak pada
Zaman Palaeolitikum menunjukkan bahwa manusia Pithecanthropus sudah mengenal
perburuan dan menangkap hewan dengan cara yang sederhana. Hewan yang menjadi
mangsa perburuan adalah hewan yang berukuran besar, seperti gajah, sapi, babi
atau kerbau. Saat perburuan, tentu diperlukan adanya kerja sama antarindividu
yang kemudian membentuk sebuah kelompok kecil. Hasil buruannya dibagikan kepada
anggota-anggotanya secara rata.
Adanya keterikatan
satu sama lain di dalam satu kelompok, yang laki-laki bertugas memburu hewan
dan yang perempuan mengumpulkan makanan dan mengurus anak. Satu kelompok
biasanya terdiri dari 10 – 15 orang. Pada masa ini, manusia tinggal di gua-gua
yang tidak jauh dari air, tepi pantai dan tepi sungai. Penangkapan ikan
menggunakan mata panah atau ujung tombak yang berukuran kecil. Temuan-temuan
perkakas tersebut antara lain kapak Sumatera (Sumatralith), mata panah,
serpih-bilah dan lancipan tulang Muduk. Ini menunjukkan adanya kegiatan
perburuan hewan-hewan yang kecil dan tidak membutuhkan anggota kelompok yang
banyak atau bahkan dilakukan oleh satu orang.
Dalam kehidupan
berkelompok, satu kelompok hanya terdiri dari satu atau dua keluarga. Budaya
dan alat yang dihasilkan Mereka mulai membuat alat-alat berburu, alat potong,
pengeruk tanah, dan perkakas lain. Pola hidup berburu membentuk suatu kebutuhan
akan pembuatan alat dan penggunaan api. Kebutuhan ini membentuk suatu budaya
membuat alat-alat sederhana dari batu, kayu, tulang yang selanjutnya berkembang
dengan munculnya suatu kepercayaan terhadap kekuatan alam. Diduga, alat-alat
ini diciptakan oleh manusia pithecanthropus dari zaman Paleolitikum, misalnya
alat-alat yang ditemukan di Pacitan.
- Masa berburu dan mengumpulkan makanan atau meramu makanan tingkat lanjut.
Menurut H.R. von
Heekeren dan R.P. Soejono, serta Basuki yang melakukan penelitian tahun
1953-1954, kebudayaan Pacitan merupakan kebudayaan tertua di Indonesia. Pada
masa berburu dan meramu tingkat lanjut, ditemukan alat-alat dari bambu yang
dipakai untuk membuat keranjang, membuat api, membuat anyaman dan pembakaran.
Selain di Pacitan,
temuan sejenis terdapat pula di Jampang Kulon (Sukabumi), Gombong, Perigi,
Tambang Sawah di Bengkulu, Lahat, Kalianda di Sumatera Selatan, Sembiran
Trunyan di Bali, Wangka, Maumere di Flores, Timor-Timur (Timor Leste), Awang
Bangkal di Kalimantan Timur, dan Cabbenge di Sulawesi selatan.
Hasil-hasil kebudayaan
yang ditemukan pada masa berburu dan mengumpulkan makanan antara lain:
§ Kapak perimbas : tidak memiliki tangkai dan digunakan dengan cara
digenggam; diduga hasil kebudayaan Pithecanthropus Erectus. Kapak perimbas
ditemukan pula di Pakistan, Myanmar, Malaysia, Cina, Thailand, Filipina, dan
Vietnam.
§ Kapak penetak : bentuknya hampir sama dengan kapak perimbas, namun lebih
besar dan masih kasar; berfungsi untuk membelah kayu, pohon, bambu; ditemukan
hampir di seluruh wilayah Indonesia.
§ Kapak genggam : bentuknya hampir sama dengan kapak perimbas dan penetak,
namun bentuknya lebih kecil dan masih sederhana dan belum diasah; ditemukan
hampir di seluruh wilayah Indonesia; digenggam pada ujungnya yang lebih
ramping.
§ Pahat genggam : bentuknya lebih kecil dari kapak genggam; berfungsi untuk
menggemburkan tanah dan mencari ubiubian untuk dikonsumsi.
§ Alat serpih atau flake : bentuknya sangat sederhana; berukuran antara 10
hingga 20 cm; diduga digunakan sebagai pisau, gurdi, dan penusuk untuk
mengupas, memotong, dan menggali tanah; banyak ditemukan di goa-goa yang pernah
ditinggali manusia purba.
§ Alat-alat dari tulang : berupa tulang-belulang binatang buruan. Alat-alat
tulang ini dapat berfungsi sebagai pisau, belati, mata tombak, mata panah;
banyak ditemukan di Ngandong.
- Sistem Kepercayaan Masyarakat pada masa berburu dan mengumpulkan makanan
Penemuan akan kuburan
primitif merupakan bukti bahwa manusia berburu makanan ini telah memiliki
kepercayaan yang bersifat rohani dan spiritual. Masyarakat zaman ini menganggap
bahwa orang yang telah mati akan tetap hidup di dunia lain dan tetap mengawasi
anggota keluarganya yang masih hidup.
Adanya penggunaan
alat-alat berburu dari alam menimbulkan kepercayaan akan adanya kekuatan alam
yang dianggap telah membantu keberhasilan berburu. Adanya seni lukis di gua-gua
yang menceritakan tentang kejadian perburuan, patung dewi kesuburan dan
penguburan mayat bersama alat-alat berburu, merupakan suatu bukti tentang adanya
kepercayaan primitif masyarakat purba. Orang yang meninggal saat berburu harus
diberi perhargaan dalam bentuk rasa penghormatan.
Temuan lukisan di
dinding-dinding gua menunjukkan adanya hasrat manusia purba untuk merasakan
suatu kekuatan yang melebihi kekuatan dirinya. Lukisan dibuat dalam bentuk
cerita upacara penghormatan nenek moyang, upacara kesuburan, perkawinan, dan
upacara minta hujan, seperti yang terdapat di Papua. Lukisan-lukisan lain yang
ditemukan antara lain lukisan kadal di Pulau Seram yang menggambarkan
penjelmaan roh nenek moyang, gambar manusia sebagai penolak roh-roh jahat,
serta gambar perahu yang melambangkan perahu bagi roh nenek moyang dalam
perjalanan ke alam baka. Ini terjadi pada masa berburu dan meramu makanan
tingkat lanjut.
- Sistem bahasa dan komunikasi pada masa berburu dan mengumpulkan makanan
Sistem Bahasa
Interaksi antar anggota kelompok saat berburu menimbulkan sistem komunikasi
dalam bentuk bunyi-mulut, yakni dalam bentuk kata-kata atau gerakan badan yang
sederhana. Perkembangan komunikasi antaranggota kelompok maupun antar kelompok
ini terus berkembang pada masa hidupnya Homo sapien dalam bentuk bahasa.
Rumusan Masalah
Apakah ciri ciri perkembangan kehidupan di masa berburu dan mengumpulkan
makanan??
Jawab :
Manusia berburu dan
meramu untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, dimana alat alat yang dipergunakan
masih berupa tulang benulang. kehidupannya nomaden maksudnya tidak ada rumah
tetap bilamana manusia diwilayah ia tinggali sudah tidak ada hewan buruan maka
ia akan pindah ketempat yang lebih aman dan banyak makanannya. Intinya masa
berburu itu ciri cirinya: hidupnya bergantung pada alam, berpindah pindah, dan
alat alat yang digunakan masih berupa tulang belulang.
Apakah perbedaan masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat sederhana
dan tingkat lanjut??
Jawab :
Pada masa berburu dan
mengumpulkan makanan tingkat sederhana, alat alat yang digunakan manusia purba
pada masa itu hanya berupa batu dan tulang belulang. Namun pada Masa berburu
dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut, alat alat yang digunakan manusia pada
masa itu mulai berkembang seperti, ditemukan alat-alat dari bambu yang dipakai
untuk membuat keranjang, membuat api, membuat anyaman, dan perkakas seperti
kapak dsb.
Mengapa manusia pada masa itu hidup secara berpindah pindah??
Jawab:
Karena pada masa itu, manusia hanya
bergantung pada alam. Mereka mengumpulkan makanan dan berburu yang tersedia di
alam. Apabila makanan dan buruan mulai habis atau tidak tersedia. Mereka akan
berpindah ketempat yang lain atau istilah kerennya Nomaden.
Dimanakah manusia pada masa berburu dan mengumpulkan makanan tinggal atau
menetap??
Jawab:
Mereka hidup secara berkelompok.
Mereka tinggal diatas pohon-pohon besar
atau di dalam gua (cavemen).
Cukup sekian dan terima kasih :)
Wassalam ^^
Komentar
Posting Komentar